Friday, April 15, 2011

materi ulangan

Partikel の untuk kepemilikan
KB(kata benda/subjek) のKB2(kata benda)
Untuk menyatakan kepimilikan dalam bahasa jepang cukup menambahkan partikel の(no)
Kalimat positif
1. わたし の うち です (+)
Watashi no uchi desu
(Rumah saya)
2. あなた の カメラ です (+)
anata no kamera desu
(kamera anda)
3. Jokoさん の こいびと です (+)
Joko- san no koibito desu
(pacar saudara joko)

Kalimat negative
1. わたし の うち でわありません(-)
Watashi no uchi dewarimasen
(Bukan rumah saya)
2. あなた の カメラ でわありません(-)
anata no kamera dewarimasen
(bukan kamera anda)
3. Jokoさん の こいびと でわありません(-)
Joko- san no koibito dewarimasen
(bukan pacar saudara Joko)

Kalimat lampau
1 わたし の うち でした
Watashi no uchi deshita
(dulu rumah saya)
2 あなた の カメラ でした
anata no kamera deshita
(dulu kamera anda)
3 Jokoさん の こいびと でした
Joko- san no koibito deshita
(dulu pacar saudara Joko)

Kalimat negative lampau
1. わたし の うち でわありませんでした(-)
Watashi no uchi dewarimasen deshita
(dulu bukan rumah saya)
2. あなた の カメラ でわありませんでした(-)
anata no kamera dewarimasen deshita
(dulu bukan kamera anda)
3. Jokoさん の こいびと でわありませんでした(-)
Joko- san no koibito dewarimasen deshita
(dulu bukan pacar saudara Joko)

Kalimat Tanya
1. わたし の うち ですか(-)
Watashi no uchi deshita
(apakah rumah saya?)
2. あなた の カメラ ですか(-)
anata no kamera deshita
(apakah kamera anda?)
3. Jokoさん の こいびと ですか
Joko- san no koibito deshita
(apakah pacar saudara Joko?)

だれ の ですか
Dare no desuka
Punya siapa?


KB のKBはKS(Kata sifat)
わたし の こいびと は きれいです(+)
Watashi no koibito wa kireidesu
(Pacar saya cantik)
わたし の こいびと は きれいでわありません(-)
Watashi no koibito wa kirei dewaarimasen
(Pacar saya tidak cantik)
あなた の こいびと は きれいですか(?)
Anata no koibito wa kireidesuka?
(Apakah pacarmu cantik?)
わたし の こいびと は きれいでした(lampau)
Watashi no koibito wa kireideshita
(dulu pacar saya cantik)

(K.benda(subjek))と(K.kerja)します
1. ともだち と はなします
tomodachi to hanashimasu
mengobrol dengan teman
2. こいびと と えいがをみます
koibito to eiga wo mimasu
menonton film dengan pacar
3. K クラス と サッカーをします
K kurasu to sakka wo shimasu
Bermain bola dengan kelas K

だれ と ですか
Dare to desuka
Dengan siapa?

ようび
Youibi(Hari)
にちようび げつようび かようび すいようび 
Nichiyoubi Getsuyoubi Kayoubi Suiyoubi
Minggu senin selasa rabu

もくようび きんようび どようび
Mokuyoubi kinyoubi doyoubi
Kamis jumat sabtu

なん ようび
Nan youbi(hari apa)
きょう
Kyou (hari ini)
きのう
Kinou(kemarin)
あした
Ashita(besok)

Tanya: kyou wa nanyoubi desuka?(sekarang hari apa?)
Jawab: kinyoubi desu(hari jum’at)

Tanya: kinou nanyoubi deshitaka?(kemarin hari apa?)
Jawab: mokuyoubi deshita(hari kamis)

Tanya: ashita nanyoubi desuka?(besok hari apa?)
Jawab: doyoubi desu(hari sabtu)
~kara~made ( dari ~ sampai ~)
Doyoubi kara kayoubi made
(dari sabtu sampai selasa)
Getsuyoubi kara kinyoubi made gakkou e ikimasu
(Dari senin sampai jumat pergi ke sekolah)



A: あの くつ は いくら ですか
  Ano kutsu wa ikura desuka
(Sepatu itu berapa harganya?)
B: 20.000ルピアです
ni man rupia desu
(Rp.20.000)


Kata benda Kata sifat Kata kerja
Empitsu takai Eiga wo mimasu
(pensil) (mahal) Menonton film
Kaban yasui Sakka wo shimasu
(tas) (murah) bermain bola
Kutsu atarashi Kaimonoshimasu
(sepatu) (baru) belanja
Hon omoi Karaokeshimasu
(buku) (berat) berkaraoke
Keitaidenwa furui Terebi wo mimasu
(handphone) (tua) menonton tv
Tokei Oyogimasu
(jam) berenang
Nemasu
Tidur

Tuesday, April 12, 2011

Asal mula nama-nama hari

sebelum mengenal hari, satu-satunya pembagian waktu adalah bulan, dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan untuk diberi nama sendiri-sendiri. Tetapi ketika manusia mulai membangun kota-kota, mereka ingin mempunyai hari istimewa untuk berdagang, suatu hari pasar. Kadang-kadang hari-hari pasar ini ditetapkan setiap hari kesepuluh, kadang-kadang setiap hari ketujuh atau setiap hari kelima Orang-orang Babilonia memutuskan hari pasar harus jatuh pada hari ketujuh. Pada hari ini mereka tidak bekerja, tetapi bertemu untuk berdagang dan mengadakan upacara-upacara keagamaan.
Bangsa Yahudi mengikuti contoh mereka, tetapi mengkhususkan hari ketujuh untuk keperluaan keagamaan. Dengan demikian hari minggu pun muncul. Hari itu adalah hari antara hari-hari pasar. Bangsa Yahudi memberi nama untuk masing-masing hari dari ketujuh hari itu, tetapi sebenarnya itu adalah hitungan setelah hari Sabat (yaitu hari Sabtu). Misalnya, hari Rabu dinamakan hari keempat (empat hari setelah hari Sabtu).
Ketika Bangsa Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari tujuh hari mereka menamakan hari-hari itu menurut nama kelima planet, matahari dan bulan. Bangsa Romawi menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari mereka dalam seminggu: hari Matahari, hari Bulan, hari planet Mars, hari planet Merkurius, hari planet Yupiter, hari planet Venus, dan hari planet Saturnus.
Bahasa inggris memperoleh nama-nama hari bukan dari Bangsa Romawi tetapi dari Bangasa Anglo-Saxon, yang menamai sebagian besar dari hari-hari menurut nama dewa-dewa mereka, yang kurang lebih sama dengan dewa-dewa Bangsa Romawi. Hari Matahari menjadi ‘Sunnandaeg’, atau Sunday (Minggu). Hari Bulan dinamakan ‘Monandaeg’, atau Monday (Senin). Hari Mars menjadi hari Tiw, yaitu dewa perang mereka. Ini menjadi ‘Tiwesdaeg’, atau Tuesday (Selasa). Bukannya nama Merkurius, nama Dewa Woden diberikan menjadi Wednesday (Rabu). Hari Romawi Yupiter, dewa guntur, menjadi hari guntur Dewa Thor, dan ini menjadi Thursday (Kamis). Hari berikutnya dinamakan Frigg, istri Dewa Odin, dan oleh karena itu kita mempunyai Friday (Jumat). Hari Saturnus menjadi ‘Saeterbsdaeg’, terjemahan dari bahasa Romawi, dan kemudian menjadi Saturday (Sabtu).
Satu hari, biasanya dihitung sebagai jarak antara terbitnya matahari dan terbenamnya matahari. Bangasa Romawi menghitungnya dari tengah malam sampai tengah malam, dan kebanyakan bangsa-bangsa modern menggunakan metode ini.

Di langit pertama ada Bulan, benda langit yang bergerak tercepat sehingga disimpul-kan sebagai yang paling dekat. Langit kedua ditempati Merkurius (Bintang Utarid). Venus (Bintang Kejora) berada di langit ketiga. Sedang-kan matahari ada di langit keempat. Di langit kelima ada Mars (Bintang Marikh). Di langit keenam ada Jupiter (Bintang Musytari). Langit ketujuh ditempati Saturnus (Bintang Siarah/Zuhal). Inilah keyakinan lama yang menganggap Bumi sebagai pusat alam semesta.

Orang-orang dahulu (khususnya Romawi dan Yunani) juga percaya bahwa ketujuh benda langit itu adalah dewa-dewa yang memengaruhi kehidupan di Bumi. Pengaruh-nya bergantian dari jam ke jam, dengan urutan mulai dari yang terjauh (menurut pengetahuan mereka) yaitu Saturnus, sampai yang terdekat yakni Bulan.

Pada jam 00.00, Saturnus-lah yang dianggap berpengaruh pada kehidupan manusia. Karena itu, hari pertama disebut Saturday (hari Saturnus) dalam bahasa Inggris, atau Sabtu dalam bahasa Indonesia. Ternyata, jika kita menghitung hari sampai tahun 1 Masehi, tanggal 1 Januari tahun 1, memang jatuh pada hari Sabtu.

Bila diurut selama 24 jam, jam 00.00 berikut-nya jatuh pada Matahari. Jadi-lah hari itu sebagai hari Matahari (Sunday).

Setelah Sun’s day adalah Moon’s day (Monday).

Hari berikut-nya adalah Tiw’s day (Tuesday). Tiw adalah nama Anglo-Saxon untuk Dewa Mars (dewa perang Romawi kuno).

Berikut-nya adalah Woden’s day (Wednesday). Woden adalah nama Anglo-Saxon untuk Dewa Merkurius (dewa perdagangan Romawi kuno).

Berikut-nya lagi Thor’s day (Thursday). Thor adalah nama Anglo-Saxon untuk Dewa Jupiter (dewa Petir, raja para dewa Romawi).

Terakhir adalah Freyja’s day (Friday). Freyja adalah nama Anglo-Saxon untuk Dewi Venus (dewi kecantikan Rowawi kuno).

Jumlah hari yang ada tujuh itu, dalam bahasa Arab, nama-nama hari-nya disebut berdasarkan urutan: satu, dua, tiga, sampai tujuh, yakni ahad, itsnain, tsalatsah, arba’ah, khamsah, sittah, dan sab’ah.

Bahasa Indonesia mengikuti penamaan Arab ini, sehingga menjadi Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, dan Sabtu. Hari keenam disebut secara khusus: Jum’at, sebab itu-lah penamaan yang diberi-kan Allah di dalam Al-Qur’an, yang menunjuk-kan ada-nya kewajiban shalat Jum’at berjamaah.

Penamaan Minggu berasal dari bahasa Portugis, Dominggo, yang berarti hari Tuhan. Ini berdasarkan kepercayaan Kristen bahwa pada hari itu Yesus bangkit. Tetapi, orang Islam tidak mempercayai hal itu (berbeda agama maka beda pula cerita yang dicerita-kan agama masing-masing), sehingga lebih menyukai pemakaian “Ahad” daripada “Minggu”.


Sumber :
korananakindonesia.wordpress.com

halo 2019 yang katanya tahun politik

halo, tidak terasa sudah hampir 6 tahun saya tidak menulis di sini, mulai hari ini saya akan coba produktif lagi melalui blog ini , untuk ke...